Kamis, 11 September 2014

budaya dasar lingkungan hidup, melekat dengan jiwa pondok




Krisis lingkungan yang terjadi sekarang ini memerlukan kesadaran dan kepedulian dari berbagai elemen masyarakat seluruhnya. Indonesia sebagai negara yang memiliki penduduk muslim terbesar didunia, yang mayoritas pemeluknya terbesar diberbagai pelosok, dari perkotaan,pedesaan hingga daerah pinggiran laut yang berdekatan dengan kawasan konservasi dan taman nasional.
Sebuah komunitas yang tak asing ditengah kita, yaitu Komunitas pesantren,  komunitas ini juga merupakan unsur masyarakat yang sangat penting untuk ikut andil dalam mensosialisasikan pentingnya pelestarian alam (rahmatan lil ‘alamin) yang bisa mempunyai kebijakan dan kearifan yang bisa digali dari sumbernya yaitu: Al-quran dan as-sun nah. Atas dasar itu juga para ulama dan fuqaha pernah merumuskan fiqh yang diwariskan hingga kini berupa kitab klasik ( kitab kuning) yang mengandung rumusan termasuk dalam melestarikan lingkungan.
Berdasarkan data terahir yang dimiliki Kemenpera 2014 , saat ini jumlah Ponpes di seluruh Indonesia mencapai angka 27.000 pondok dengan jumlah santri dan santriwati 3,4 juta siswa.
Luasnya sebaran pondok pesantren juga merupakan hal yang menarik. Penelitian yang dilakukan EMIS melaporkan bahwa 78% pesantren berada di daerah pedesaan. Selebihnya,bila ditinjau berdasarkan lokasinya, pesantren berada dilikasi pertanian dan didaerah pegunungan . dan selebihnya berada di lokasi daerah pemukiman.
Kondisi ini menunjukan bahwa pesantren berpotensi sebagai lokomotif bagi penularan kesadaran konservasi dan pembangunan didesa dalam melestarikan lingkungan hidup.

Lebih jauh lagi , pesantren akan bisa jadi bagian perkembangan budaya dasar lingkungan dan budaya positif lain sesuai dengan ajaran islam. Terbukti beberapa pesantren bahkan pernah mendapatkan penghargaan lingkungan nasional seperti kalpataru  baik dari pemerintah daerah, maupun pemerintah pusat.

Salah satu yang membuat saya tertarik mengenai pondok pesantren, bahwa pemimpin ( pengasuh ) pesantren lebih banyak di anggap sebagai pemimpin informal yang berpengaruh dan diikuti petuahnya dikalangan masyarakat pedesaan, terutama masyarakat tradisional. Dalam kepemimpinan disebuah pesantren,kiai merupakan figur sentral dan sosok yang paling berpengaruh.bukan itu saja, kiai juga mempunya pengaruh yang sangat besar ditengah masyarakat sekitar komunitas tempat pesantren itu berdiri.oleh karena itu,kiai merupakan panutan bagi warga pesantren maupun sekitar karna pemahaman nya terhadap kehidupan beragama.

Di kalangan perkotaan ,kiai dapat memberikan legitimasi penting terhadap perkembangan kesadaran masyarakat dalam kehidupan beragama. Kepakaran kiai dalam memahami pengetahuan agama islam dengan menggali kitab klasik (kitab kuning) menjadi standar tersendiri yang diakui oleh masyarakat sehingga mereka mendapat kan gelar sebagai ulama.
Pimpinan pesantren pada umumnya juga mempunyai kemampuan retorika yang baik dan biasa secara aktif diberikan kehormatan oleh masyarakat untuk memberikan penjelasan mengenai kehidupan beragama,setiap saat atau minimal satu minggu sekali dalam khutbah-khutbah jum’at.

Selain membimbing dan mengajarkan agama kepada muridnya,para kiai dipesantren juga bertindak sebagai pengasuh juga pengayom.dengan memahami posisi kiai,kiai sebagai unsur pimpinan umat dapat turut andil dalam mensosialisasikan dan mengajarkan isu konservasi dan program-program lingkungan yang mengarah pada perbaikan dan kesejahteraan umat

Dalam hal ini, mengenai  isu lingkungan hidup dan konservasi alam,penting rasanya kiai dari kalangan pesantren memberikan sumbangan pemikiran yang berkaitan dengan  isu ini. Juga menggali unsur-unsur yang berkaitan dengan pemeliharaan alam dan lingkungan dalam islam sesuai dengan teks kitab salaf yang bersumber dari Qur’an dan as-sunnah.
Sumber daya alam adalah suatu karunia besar yang tidak hanya dapat dimanfaatkan tetapi juga harus dapat dilestarikan agar dapat dilestarikan oleh generasi sekarang dan generasi yang akan datang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar